literature

Fied 4: The cursed one

Deviation Actions

DarkphoenixZX's avatar
Published:
141 Views

Literature Text

Rokoz dan Kurata ternganga akan kelakuanku. Aku menoleh pada mereka. Tatapan mataku bisa dibilang kejam waktu itu. Ini adalah sensasi yang kurasakan tiap kali aku membunuh "Moth". Aku merasakannya saat aku mulai membunuh "Moth' pertamaku di usia dua belas tahun. Kenikmatan yang kurasakan mungkin sebagai rasa pelampiasan yang secara tak sadar muncul karena masa lalu yang kualami begitu parah.

Aku menatap mereka dengan pandangan tidak kenal. Sedetik kemudian aku tersentak dan jatuh terduduk sambil terengah – engah.

Sepertinya tenagaku juga tersentak keluar.

Dengan sisa tanaga, aku berdiri. Berjalan kembali ke tempat barang – barangku terserak. Kukenakan secepat mungkin yang aku bisa. Terakhir, saat mencoba menyampirkan senjata raksasaku, aku oleng. Kedua lengan Rokoz menopangku juga senjataku. Matanya yang mengantuk itu menatapku dengan tajam sekaligus cemas.

"Kau seperti orang kesetanan.", ucapnya.

"Terima kasih telah menopangku…", balasku. Aku berusaha berdiri tegak kembali. Dengan tanganku yang bercakar, aku menunjuk wajahnya – tepat satu mili di dahinya.

"Tuan Kurata, maaf……..", ujarku. "Aku akan ikut orang ini."



Malam merangkak pelan.

Kami berdua – Rokoz dan aku – bermalam di salah satu reruntuhan bekas "Moth" yang jaraknya sekitar dua hari ke selatan.

Orang bernama Kurata itu menerima penolakanku dengan besar hati layaknya bangsawan berwibawa. Dia memberiku pintu yang lebar jika aku berubah pikiran kembali masuk menjadi anggota Villain. Ia pergi dengan helicopter miliknya yang entah bagaimana menemukan kami dan membawanya pulang. Lontaran senyum dingin, ramah dan sinis namun sopan. Itulah senyum yang tergantung di wajahnya terakhir kali.

Reruntuhan kota bekas kehancuran akibat "Moth" ini tidak buruk. Aku pernah menemukan lebih.

Barang kami tergeletak dengan teratur. Aku ingin meyakinkan kau bahwa kami tak melupakan barang – barang kami. Senjataku juga diam di sebelah tas besar yang disebut ransel oleh Rokoz. Ia berhadapan denganku. Sama – sama duduk di depan api unggun. Ia menyodorkan segelas coklat panas yang ia bawa sejak awal bertemu. Barang – barangnya ia titipkan di kafe itu sebelum goncangan terjadi.
"Ini.", coklat yang mengepul itu disodorkannya padaku.

"Terima kasih.", ujarku pelan. Aku melepas perban yang menutupi mulutku setelah itu meniup coklat lalu menyesapnya.

Hangat.

Ibuku tak pernah membuat minuman seperti ini. Ia hanya memberikan panasnya  padaku bukan coklatnya.

"Bisakah kau jelaskan padaku….", suara Rokoz bernada hati – hati. "…..mengapa kau menjadi berubah total saat menghabisi "Moth"? Setiap kali…"

"Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa seperti itu. Sensasinya membuatku senang seakan baru memainkan permainan seru.", desahku.

Kami terdiam cukup lama. Aku menyesap kembali coklatku.

"Baru pertama kali aku menikmati malam dengan orang lain selain adikku.", kata Rokoz seraya memandang langit.

"Adik?", tanyaku.

"Ya. Dia kecil – setara dengan pundakku. Sangat baik. Kami hidup dengan mudah sampai dia pergi…….", ia berhenti melanjutkan. "Bahkan ia mencegahku untuk merokok sekalipun."

"Sebagai gantinya kau menggunakan…sedotan?", mataku menyipit.

"Lebih baik. Ashtray dari Villains lebih ekstrim dalam hal ini.", balasnya sambil membenarkan letak sedotan di mulut. "Aku tidur duluan."

Rokoz menaruh minumannya di tanah kemudian berguling ke belakang. Dalam waktu cepat, ia tertidur dengan nyenyak.

Aku saja tidak bisa seperti itu.

Kupandang langit berbintang yang memiliki banyak kawanan. Mereka rukun dan damai satu sama lain. Meski berbeda, mereka harmonis.

Kata – kata orang banyak terngiang lagi.

Kakak terkutuk ya?

Dia anak terkutuk! Seharusnya tidak boleh lahir!

Lihat monster itu…..

Dia tidak akan lama hidupnya.

Seharusnya kita membakarnya sampai hangus!


Aku tertunduk sambil bersandar pada reruntuhan pilar bangunan yang ambrol dibelakangku.

Mengingat semuanya membuatku ingin menangis. Mataku nanar, tapi air mata tak keluar. Mungkin sudah menguap oleh api.


Terkutuk!
Fied White the cursed one.

All write in Indonesian Language, sorry 4 that.

Masih dengan
Rokoz:iconpodjok-henshin:

Dan Kurata :icontc-chan:
© 2010 - 2024 DarkphoenixZX
Comments0
Join the community to add your comment. Already a deviant? Log In